Welcome Comments Pictures

Senin, 23 Juli 2012

TUGU LAWET sang ICON YANG BERWIBAWA dari KEBUMEN

Tugu Lawet di tengah tengah kota
Sejarah kota kebumen tidak lepas dari pengaruh peradaban agama Islam di Jawa Tengah. Ada beberapa versi yang hampir sama tentang terjadinya kota Kebumen ini. Pengaruh Islam pada jaman Kerajaan Mataram membawa awal mula terbentuknya kota kebumen. Secara letak kekuasaan Kerajaan Mataran, Kebumen masih  berada di wilayah Kademangan Karanglo (Manca Negara Kulon).
Berdasarkan sejarah rakyat kata Kebumen berasal dari Kebumian yang berarti tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan tempat pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada tanggal 26 Juni 1677 saat dipimpin oleh Sunan mangkurat I. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer, yang dulu merupakan tempat tonggak perlawanan terhadap penyerbuan pasukan Mataram pada zaman Sultan Agung ke daerah pertahanan benteng Belanda di Batavia (Jakarta).
Ki Bagus Bodronolo yang lahir di Panjer pada waktu itu membantu prajurit Sultan agung untuk mengumpulkan bahan pangan dari rakyat dengan cara membeli sehingga bahan pangan prajurit tercukupi, kemudian ia diangkat sebagai senopati. Ketika Pangeran Bumidirja kembali ke Panjer, ia mendapat hadiah berupa tanah di sebelah utara sungai Lukulo pada tahun 1670. Kemudian dibangunlah beberapa padepokan-padepokan yang kemudian dikenal kebagai padepokan Ki Bumian dan sekarang bernama Kebumen. Tempat Padepokan pertama kali itulah yang sekarang Menjadi Alun-alun Kebumen dan sekitarnya yang menjadi pusat Kota Kebumen.






NILAI HISTORIS




tugu lawet dan masjid agung kebumen
Tugu Muda dan Tugu Pahlawan dibangun dengan tetesan darah dan air mata yang tak pernah berhenti menetes demi tegaknya kedaulatan negara Indonesia. Di bawah Tugu Muda dan Tugu Pahlawan bersemayam ribuan jiwa, ribuan ruh yang rela berkalang tanah demi sebuah kata : Merdeka !!!
Sedangkan Tugu Lawet (Kupu Tarung) dibangun sebagai sebuah “icon” dari komoditas non migas yang menjadi andalan Kabupaten Kebumen yaitu “Sarang Burung Lawet” yang sudah terkenal sejak abad ke 17.
Konon sarang burung lawet inilah satu-satunya obat yang bisa menyembuhkan sakit yang diderita oleh istri raja Mataram waktu itu.
Yang menjadi pertanyaan kita semua adalah : Kenapa Tugu Lawet tidak bisa se-terkenal Tugu Muda di Semarang atau Tugu Pahlawan di Surabaya?
Masalahnya barangkali bukan sekedar nilai historis yang menaunginya. Menurut saya, kita semua (warga Kebumen) bisa membuat Tugu Lawet terkenal dimana-mana. Kita bisa membuat Tugu Lawet lebih tinggi nilainya, bukan sekedar icon pariwisata yang rajin mengangkangi perempatan kota, tetapi kita bisa membuatnya banyak bicara meskipun sebenarnya ia diam seribu kata. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan meningkatkan etos kerja kita sebagai “Wong Kebumen” dimanapun kita berada.
Semoga di masa mendatang Tugu Lawet bukan sekedar icon saja. Tetapi keberadaannya bisa mengalahkan kebesaran “genteng sokka” yang sampai sekarang masih dikenal dimana-mana.
Tugu Lawet itu bukan berarti simbol keberhalaan ,lebih dari makna simbolik itu sendiri , setidaknya ada alasan dan uraian tentang adanya Tugu lawet berdiri di kota Kebumen.mengapa bisa bernama Tugu Lawet,

Pesona Batik Kebumen dan FESTIVAL BATIK KEBUMEN

so elegance,,
Sebagai generasi bangsa tentu kita tidak boleh melupakan adat dan budaya, karena warisan nenek moyang kita sejatinya adalah watak yang tumbuh dalam diri kita. Untuk meneruskan budaya maka diadakan Lomba Mewarnai Wayang dan Festival Batik Kebumen 2011 di Alun-alun kota Kebumen Pada tanggal 12 Juni 2011 , sunguh suatu apresiasi yang bagus untuk masyarakat Kebumen, khususnya pengrajin batik Kebumen.Sebenarnya Batik Kebumen sangatlah dapat diandalkan dari segi tektur yang lembut dan memiliki khas warna yang unik menjadikan batik Kebumen mempunyai ke Khasan sendiri. Batik Kebumen dapat kita lihat karya-karya Batik yang ternyata sangat cocok sekali dipadukan dengan gaya modern atau Casual Batik tepatnya.






ini foto foto sahabat sahabat saya :)

Potensi Perekonomian dan UKM Kabupaten kebumen


TANAMAN PANGAN
1. SemangkaDi daerah Urut Sewu Kecarnalan Mirit, Luas lahan yang tersedia ± 1.000 Ha, sedang saat ini rata-rata 1 (satu) tahun baru bisa dikelola ± 300 Ha, sehingga masih terbuka peluang ± 700 Ha. Kapasitas produksi rata-rata 1 (satu) tahun sebanyak 12 ton/Ha.
Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus).
Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci.
2. Kacang Tanah
Tanaman Kacang tanah tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen, sedang yang menjadi sentra adalah Kecamatan Puring, Petanahan, Ambal, Mirit, Buluspesantren dan Klirong.
Kapasitas produksi untuk kacang tanah adalah 9.129.986 ton/tahun, sedang untuk konsumsi lokal sebanyak 4.009.519 ton/tahun, sehingga lerjadi kelebihan produksi sebanyak 5.120.467 ton/tahun. Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak.
Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan.
Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.
PERKEBUNAN
1. Kelapa
Kabupaten Kebumen merupakan sentra komoditas Kelapa, baik kelapa deres (untuk gula kelapa) maupun kelapa sayur (untuk industri minyak kelapa atau Sabut kelapa). Luas area untuk kelapa deres 916 Ha dengan produksi 10.305 ton atau 28.625 Kg/hari.
Perkebunan ini tersebar di 11 kecamatan, dimana pengembangan untuk kelapa deres s/d th. 2005 seluas 2.215 Ha dengan produksi 29.916 ton/tahun. Luas areal untuk kelapa sayur 32.393 Ha dengan kapasitas produksi 24.897 ton/tahun tersebar di 22 Kecamatan.
2. Perikanan
Kabupaten Kebumen mempunyai pantai sepanjang 57,55 Km membentang dari Kecamatan Mirit sampai Kecamatan Ayah, mempunyai potensi berbagai jenis ikan dan udang seperti Udang Lobster, Udang Jerbung, Ikan Bawal Putih, Tengiri, Tongkol, Kakap, Layur dan lain-lain.
Menurut penelitian, potensi ikan laut Kabupaten Kebumen sebesar 264.133,18 ton/tahun dengan produksi pada tahun 2001 sebesar 1.844,17 ton/tahun atau 0,60% dari potensi yang ada. Produk unggulan hasil perikanan laut adalah Udang Lobster.
BAHAN GALIAN
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun Swasta, secara kuantitatif potensi batuan/mineral di Kabupaten Kebumen terdeteksi 14 (empat belas) macam batuan/mineral sebagai berikut :
1. Kelompok Bahan Bangunan : Andesit, Dlabes, Basalt, Sirtu, Marmer, Breksi, dan Serpentinit Lokasi : Kec. Buayan, Kec. Ayah, Kec. Sadang Kec. Pejagoan
2. Kelompok Bahan Keramik : Kaolin dan tanah Liat/lempung Lokasi : Kec. Sadang, Kec. Kebumen, Kec. Pejagoan, Kec. Rowokele, Kec. Buayan
3. Kelompok Mineral Industri : Batu Gamping, Phospat, Bentonit, Asbes dan Batu setengan Mulia Lokasi : Kec. Buayan, Kec. Ayah, Kec. Rowokele, Kec. Sadang, Kec. Kranggayam
PETERNAKAN
1. Kuda
Petenakan Kuda di Kabupaten Kebumen memiliki persamaan dengan peternakan Kuda di Kabupaten Purworejo yaitu kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi dan kuda pacu/balap.
Populasi kuda di Kabupaten Kebumen mencapai 540 ekor pada tahun 2003 dan diperkirakan akan meningkat tiap tahunnya. Berkembangnya sektor pariwisata di Kabupaten Kebumen turut mendukung meningkatnya permintaan kuda sebagai salah satu media pendukung sektor pariwisata di Kabupaten Kebumen ini.
2. Sapi Potong
Begitu pula permintaan daging sapi juga terus meningkat. Meskipun keberadaan peternakan sapi potong di Kabupaten Kebumen ini tidak sebesar peternakan sapi di Kabupaten Boyolali namun eksistensinya sangat menjanjikan terutama untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di Propinsi Jawa Tengah bagian barat. Populasi sapi potong pada tahun 2003 mencapai 30.016 ekor.
3. Sapi Perah
Keberadaan sapi perah di Kabupaten Kebumen dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan susu sapi masyarakat sekitar dan kabupaten sekitarnya. Populasi sapi perah di Kabupaten Kebumen pada tahun 2003 telah mencapai 24 ekor. Meskipun
4. Kerbau
Populasi kerbau di Kabupaten Kebumen mencapai 1.031 ekor. Kerbau-kerbau ini dimaksudkan untuk alat untuk membajak sawah dan konsumsi dagingnya.
5. Kambing
Populasi kambing pada tahun 2003 mencapai 31.948 ekor. Kebutuhan daging kambing terus meningkat tentunya permintaan juga akan meningkat. Biasanya peternakan kambing ini merupakan bisnis sambilan para petani di Kabupaten Kebumen ini.
6. Domba
Peternakan domba juga berkembang di Kabupaten Kebumen ini. Peternakan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tekstil terutama untuk industri woll. Popuasi domba hingga tahun 2003 ini mencapai 27.991 ekor. Jumlah ternak domba dengan kambing hampir setara dan diperkirakan akan terus berkembang.
7. Ayam Kampung
Peternakan ayam kampung menjadi salah satu ciri masyarakat Kabupaten Kebumen. Kebanyakan warganya baik yang berada di Kota maupun di Desa banyak yang beternak ayam kampung ini. Populasinya juga besar yaitu 1.422.519 ekor pada tahun 2003. Besarnya populasi ayam kampung ini disebabkan oleh tradisi warga yang beternak ayam kampung.
8. Puyuh
Industri makanan yang terus berkembang terutama di obyek-obyek wisata dan kota-kota besar menjadikan kebutuhan telur puyuh juga meningkat. Bahkan permintaan tersebut tidk hanya datang dari Kabupaten Kebumen tetapi juga dari daerah lain di luar Kabupaten Kebumen.
Keberadaan peternakan burung puyuh menjadi salah satu pemasok dan pemenuhan permintaan-permintaan tersebut. Populasi burung puyuh sendiri pada tahun 2003 mencapai 8.458 ekor.
9. Kelinci
Begitu pula dengan kelinci, yang juga memberikan pengaruh besar terhadap penyediaan daging kelinci terutama untuk makanan khas Kabupaten Kebumen yaitu sate kelinci. Populasi kelinci sendiri pada tahun 2003 mencapai 2.658 ekor.

This is Our Cultural heritage From kebumen :) "Benteng Van derwijck"

tampak depan
Jika anda berkunjung ke Kebumen, tidak ada salahnya anda singgah sejenak ke objek wisata sejarah yakni benteng Van der Wijck. Lokasinya yang cukup dekat dari jalan utama/raya Kebumen -Yogya, yakni sekitar 300 meter, amatlah sayang jika dilewatkan begitu saja. Benteng kuno dengan dominasi warna merah ini cukup menyolok diantara bangunan lain, namun tersamar dari jalan utama mengingat gerbang masuk lokasi wisata ini cukup jauh dari pintu gerbang benteng. Disediakan kereta api mini yang siap mengantarkan pengunjung dari gerbang utama mengelilingi objek wisata bersejarah ini
Anda tidak usah kuatir bahwa berada dilokasi objek wisata sejarah ini, nantinya hanya akan disuguhi bangunan kuno yang cenderung membosankan dan kurang diminati anak-anak. Beberapa sarana permainan anak-anak telah dibangun disekitar benteng seperti perahu angsa, kincir putar dan berbagai macam permainan anak lainnya. Tak ketinggalan juga sebuah patung dinosaurus raksasa ikut dibangun untuk meramaikan suasana dan lebih mengakrabkan dengan dunia anak-anak. Bahkan sebuah stasiun kereta api mini dibangun dibagian atas benteng tepat diatas gerbang utama,  memungkinkan pengunjung untuk mengitari sisi atas benteng dengan menggunakan kereta mini.

bangunan semi art deco

Didalam benteng itu sendiri pengunjung bisa melihat beberapa foto dokumentasi seputar bentuk asli bangunan benteng saat ditemukan dan tahap-tahap pemugaran yang telah dilakukan terhadapnya. Ruangan-ruangan bekas barak militer, asrama, pos jaga bisa dilihat didalam benteng dan semuanya boleh dibilang dalam keadaan rapi dan bersih. Hanya saja sebuah papan pengumuman yang ditempel dibagian luar benteng berisi "Sebelum masuk benteng sebaiknya anda berdoa sejenak menurut kepercayaan masing-masing", sempat menimbulkan kerutan didahi saat membacanya karena berkesan seram. Mungkinkah pernah terjadi hal-hal diluar nalar yang menimpa pengunjung saat berada didalam benteng, seperti kesurupan ?
Benteng Van der Wijck sebenarnya dibangun pada awal abad 19 atau sekitar tahun 1820-an, bersamaan meluasnya pemberontakan Diponegoro. Pemberontakan ini ternyata sangat merepotkan pemerintah kolonial Belanda karena Diponegoro didukung beberapa tokoh elit di Jawa bagian Selatan. Maka dari itu Belanda lalu menerapkan taktik benteng stelsel yaitu daerah yang dikuasai segera dibangun benteng. Tokoh yang memprakarsai pendirian benteng ini adalah gubernur jenderal Van den Bosch. Tujuannya jelas sebagai tempat pertahanan (sekaligus penyerangan) di daerah karesidenan Kedu Selatan. Pada masa itu, banyak benteng yang dibangun dengan sistem kerja rodi (kerja paksa) karena ada aturan bahwa penduduk harus membayar pajak dalam bentuk tenaga kerja. Tentu saja cara ini membuat penduduk kita makin menderita apalagi sebelumnya gubernur jenderal Deandels punya proyek serupa yaitu jalan raya pos (Anyer � Penarukan, sepanjang l.k. 1.000 km), juga dengan kerja rodi.





Dilihat dari bentuk bangunan, pembangunannya sezaman dengan benteng Willem (Ambarawa) dan Prins Oranje (Semarang � kini sudah hancur). Pada awal didirikan, benteng dengan tinggi tembok 10 m ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius). Namanya diambil dari salah seorang perwira militer Belanda (Frans David Cochius) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu). Nama Van der Wijck, yang tercantum pada bagian depan pintu masuk, merupakan salah seorang perwira militer Belanda yang pernah menjadi komandan di Benteng tersebut. Reputasi van der Wijck ini cukup cemerlang karena salah satu jasanya adalah membungkam para pejuang Aceh, tentunya dengan cara yang kejam.
Pada zaman Jepang, benteng ini dimanfaatkan sebagai barak dan tempat latihan para pejuang PETA.
Dilihat dari fisiknya, bangunan yang luasnya 3.606,62 m2 ini sudah mengalami renovasi yang cukup bagus. Sayangnya renovasi ini kurang memperhatikan kaidah konservasi bangunan bersejarah mengingat bangunan ini potensial sebagai salah satu warisan budaya (cultural heritage)!



Kamis, 19 Juli 2012

LIPI KARANGSAMBUNG sebagai PERKEMBANGAN RISET DAN TEKNOLOGI KABUPATEN KEBUMEN

LAVA BANTAL KARANGSAMBUNG


Karangsambung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten KebumenProvinsi Jawa TengahIndonesia.
Di Kecamatan Karangsambung terdapat Lokasi Cagar Alam Geologi Nasional yang dikelola oleh Balai Informasi Dan Konservasi Kebumian Karangsambun-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cagar Alam Geologi Nasional-Karangsambung merupakan laboratorium alam untuk mempelajari geologi pada khususnya dan kebumian pada umumnya. Terdapat berbagai batuan yang berumur antara 125 - 65 juta tahun yang lalu. Pada zaman tersebut kawasan Karangsambung merupakan dasar samude
ra. Akibat tumbukan antara tiga lempeng bumi, maka kawasan Karangsambung sekarang terangkat ke permukaan.

beberapa isu menyatakan adanya kemungkinan Kawasan cagar alam karang sambung ini lah tempat peradaban kota ATLANTIK
ATLANTIK adalah, peradaban tertua di dunia yang dikisahkan tenggelam setelah terjadi bencana dahsyat pada ratusan juta tahun silam,
KOLEKSI  DAN CAGAR ALAM LIPI KARANGSAMBUNG
Dalam buku yang ditulis Ario santos yang juga seorang ahli nuklir, geologi dan fisika itu menyebutkan, Atlantik berada di pertemuan tiga lempeng benua yakni Australia, Eurasia dan ASia.
Ario Santos yang melakukan penelitian selama 30 tahun itu pun mengungkapkan bahwa pertemuan tiga lempeng tersebut berada di Indoensia. Namun belum ditunjukan secara jelas daerahnya. Karena itu Fajar Riyanto membentuk tim untuk meneruskan penelitian tersebut.
 Bukti pertemuan tiga lempeng benua tersebut ditandai dengan keberadaan batu rijang. Batu yang terbentuk akibat desakan dari tiga lempeng benua sekitar 140 juta tahun silam. Dan letaknya berada dilaut dalam. Karena itu, dahulunya Karangsambung merupakan dasar laut.

PARADISE BEACH OF KEBUMEN REGENCY (PART III)

sunset @Ayah Beach


Pantai Ayah
Terletak 9 Km dari Goa Jatijajar. Pantai pasirnya sangat luas dan mempesona. Wisatawan dapat menyewa perahu sambil menatap indahnya perbukitan. Di sini anda dapat menyaksikan matahari tenggelam yang mengagumkan.
Pantai Karangbolong
Nuansa perbukitan yang asri dan lambaian pohon kelapa serasa menyejukkan hati. Pantai Karangbolong menyimpan berbagai keindahan. Di samping pantai yang menawan, Pantai Karangbolong juga menyimpan keindahan karang dengan sarang burung waletnya.
Pantai Petanahan
Terletak 17 Km Barat daya Kota Kebumen. Dengan ombak besarnya, Pantai Petanahan memiliki daya tarik tersendiri. Di lokasi ini juga dilengkapi panggung terbuka bagi acara-acara seni rakyat.
Pantai Pasir
Pantai Pasir terletak 24 Km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 Km sebelah barat Pantai Karangbolong. Di balik keindahan alam yang memukau, Pantai Pasir diyakini masyarakat setempat sebagai pintu gerbang Istana Nyi Roro Kidul. Adapun pintu gerbang tersebut berupa batu karang yang seperti berujud beruang yang sedang minum air telaga. Di samping wisata alam pantai yang menawan, Pantai Pasir juga merupakan lokasi menarik bagi yang suka berbelanja hasil laut, karena Pantai Pasir juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) utama Kabupaten Kebumen. Pemandangan di sekeliling Pantai Pasir merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, pegunungan yang anggun serta wilayah pertanian dan pertambakan yang subur. Pantai Pasir dipercayai sebagai pintu gerbang Nyai Roro Kidul.
Pantai Tanjung Bata dan Menganti
Pantai Tanjung Bata dan Pantai Menganti memiliki karang terjal dengan bukit yang keperak-perakan serta pasir putih yang menawan.


view menuju menganti beach
view pantai menganti dari atas bukit :)
Kedua pantai ini merupakan obyek wisata bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan sedikit risiko. Lokasinya 7 Km dari Pantai Ayah. Untuk menuju lokasi ini wisatawan harus berjalan kaki sejauh 3 Km dari lokasi parkir kendaraan terdekat. Bentangan datar dekat Pantai Tanjungbata begitu indahnya. Panorama alam pantai yang menawan. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar ini. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata raksasa. Bila anda pernah datang ke Pantai Kuta Bali, maka anda akan merasakan kekaguman yang sama saat melihat Pantai Pasir Putih Menganti ini. Ombak yang tidak terlalu keras membuat obyek wisata ini sangat menarik sebagai lokasi santai sambil bermain di pantai pasir putih yang lembut. Investasi di Pantai ini merupakan tantangan bagi investor yang berminat mengembangkannya.

PARADISE OF KEBUMEN REGENCY (PART II)


Goa Petruk
Terletak 7 Km selatan Goa Jatijajar. Petruk diturunkan dari nama pengikut setia Pandawa dalam cerita pewayangan. Goa ini sangat mempesona. Tetesan air kapur terdengar bagaikan kebisingan yang tiada henti. Banyak stalaktit yang menyerupai bentuk kehidupan di dunia, seperti halnya stalaktit seperti anjing duduk ini. Stalaktit ini sangat memukau pengunjung karena menyerupai tokoh Semar dalam cerita pewayangan. Gorden raksasa akan mengingatkan betapa Maha Kuasanya Tuhan YME dan segala ciptaannya di bumi dan di langit.
LOKASI KALI PELANG

BATU SUSU

BATU BAPAK JENGGOT

AIR TERJUN (curug)
Boneka-boneka mungil terdapat di dalam Goa Petruk di antara aliran air dalam gua yang sejuk. Stalaktit ini sangat mirip dengan payudara yang tidak terdapat di tempat lain. Tangan anda dapat menyentuhnya karena dinding goa yang tidak terlalu tinggi.

Gua Petruk Merupakan Salah Obyek Wisata Di Kabupaten Kebumen. Obwis (Obyek Dan Pantai Logending, Dimana Lokasinya Berada Di Dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Atau Sekitar4455 Km Dari Jatijajar Menuju Ke Arah Selatan.

Mendengar Nama Petruk, Orang Tentu Akan Teringat Nama Ponokawan Anak Ki Semar Yang Berbadan Tinggi, Namun Hidungnya Sangat Mancung. Konon, Dalam Cerita Pewayangan, Petruk Ini Anak Dari Lelembut Banaspati Yang Kemudian Diambil Anak Oleh Ki Semar Dan Petruk Ini Dikenal Mempunyai Banyak Akal.

Sayangnya Orang Telah Banyak Mendengar Goa Petruk, Tetapi Masih Enggan Untuk Mengunjungi Obwis Tersebut. Cukup Beralasan Barang Kali, Memang Karena Untuk Masuk Goa Petruk Ini Diperlukan Persiapan Yang Cukup. Lagi Pula, Percuma Kalau Datang Ke Goa Petruk Ini Hanya Mengintip Dari Mulut Goa Petruk Ini Hanya Mengintip Dari Mulut Goa Yang Menganga Cukup Lebar.

Perlu Diketahui, Bahwa Di Dalam Goa Yang Mungkin Terlihat Cukup Menakutkan, Karena Tak Ada Pijaran Atau Nyala Lampu Seperti Di Goa Jatijajar, Atau Goa Lain Yang Ada Di Indonesia. Namun Goa Petruk Ini Menurut Catatan Doktor Koo, Seorang Pakar Goa Dari Luar Negeri Mengatakan, Bahwa Goa Petruk Ini Merupakan Goa Terindah Di Seantero Nusantara.

Untuk Itu, Pakar Goa Ini Meminta Pada Pemda Kebumen, Agar Gua Tersebut Tetap Dijaga Kealamiannnya. Bahkan, Untuk Diterangi Dengan Listrik, Juga Tak Diperkenankan. Namun Pengunjung Jangan Khawatir, Di Sini Tersedia Guide Atau Pemandu Yang Selalu Siap Mengantar Disertai Dengan Peralatan Lampu Yang Memadai.

Tiga Goa Goa Petruk Ini Sebetulnya Terbagimenjadi Tiga Bagian. Bagian Pertama Atau Di Lantai I Hanya Terdapat Kelelawar Dengan Bau Kurang Sedap Dan Beterbangan Ke Sana Kemari. Sedang Untuk Goa Kedua Dalam Lokasi Tersebut Diberi Nama Goa Semar.

Dalam Goa Inilah Kita Akan Disuguhi Dengan Pemandangan Dari Bebatuan Yang Cukup Indah Dan Mempesona. Bahkan Ada Yang Mengatakan, Masuk Gua Petruk Laksana Melihat Alam Yang Tiada Taranya Karena Terdapat Batu Stalaktit Dan Stalagmit Yang Mempesona Dan Menyerupai Berbagai Bentuk.

Sedang Gua Yang Terakhir, Disebut Goa Petruk, Karena Dalam Goa Tersebutlah Sebetulnya Terdapat Batu Yang Mempunyai Ujud Seperti Hidungnya Petruk. Sayang, Karena Ulah Belanda Yang Waktu Itu Melakukan Penambangan Phosfat, Hidung Petruk Yang Merupakan Logo Dari Goa Tersebut Putus Dan Kini Sudah Tak Kelihatan Lagi.

Tapi Bukan Itu Sebetulnya Yang Ditawarkan Oleh Goa Tersebut, Di Mana Keindahan Goa Tersebut Bukan Dari Hidung Petruk Yang Sangat Mancung, Tetapi Panoramanya Yang Memang Cukup Indah. Untuk Itu Tidak Ada Salahnya Kalau Wisatawan Bahkan Memerlukan Waktu Berjam-Jam Berada Di Goa Petruk Ini.

PARADISE OF KEBUMEN REGENCY (PART I)

Goa Jatijajar
 adalah sebuah tempat wisata berupa gua alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan AyahKabupaten Kebumen. Gua ini terbentuk dari batu kapur. Gua Jatijajar mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar sepanjang 250 meter. Lebar rata-rata 15 meter dan tinggi rata-rata 12 meter sedangkan ketebalan langit-langit rata-rata 10 meter, dan ketingian dari permukaan laut 50 meter.


Sejarah

Gua ini ditemukan oleh seorang petani yang memiliki tanah di atas Gua tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang, ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di langit-langit Gua tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter.
Pada mulanya pintu-pintu Gua masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang, ketemulah pintu Gua yang sekarang untuk masuk. Karena di muka pintu Gua ada 2 pohon jati yang besar tumbuh sejajar, maka gua tersebut diberi nama Gua Jatijajar (Versi ke I).

[sunting]Sungai dan mitos

Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang data dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu:
  1. Sungai Puser Bumi
  2. Sungai Jombor
  3. Sungai Mawar
  4. Sungai Kantil
Untuk sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai.
Pada saat ini yang telah dibangun baru Sendang Mawar dan Sendang Kantil, Sedangkan Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan masih belum ada penerangan serta licin.

[sunting]Obyek wisata

Pada tahun 1975 Gua Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan menjadi Objek Wisata. Adapun yang mempunyai ide untuk mengembangkan atau membangun Gua Jatijajar yaitu Bapak Suparjo Rustam sewaktu menjadi Gubernur Jawa Tengah. Sedang pada waktu itu yang menjadi Bupati Kebumen adalah Bapak Supeno Suryodiprojo.
Untuk melancarkan dan melaksanakan pengembangan Gua Jatijajar ditunjuk langsung oleh Bapak Suparjo Rustam cv.AIS dari Yogyakarta, sebagai pimpinan dari cv.AIS adalah Bapak Saptoto, seorang seniman deorama yang terkenal di Indonesia. Sebelum Pemda Kebumen melaksanakan pembagunan Gua Jatijajar, terlebih dahulu Pemda Kebumen telah mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek Wisata Gua Jatijajar Seluas 5,5 hektar.
Setelah Gua Jatijajar dibangun maka pengelolanya dikelola oleh Pemda Kebumen. Sejak Gua Jatijajar dibangun, di dalam Gua Jatijajar sudah ditambah dengan bangunan-bangunan seni antara lain: pemasangan lampu listrik sebagai penerangan, trap-trap beton untuk memberikan kemudahan bagi para wisatawan yang masuk ke dalam Gua Jatijajar serta pemasangan patung-patung atau deorama.

[sunting]Batuan

Di dalam Gua Jatijajar banyak terdapat Stalagmit dan juga Pilar atau Tiang Kapur, yaitu pertemuan antara Stalagtit dengan Stalagmit. Kesemuanya ini terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitian para ahli, untuk pembentukan Stalagtit itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 (satu) cm saja. Oleh sebab itu Gua Jatijajar merupakan gua Kapur yang sudah tua sekali.
Batu-batuan yang ada di Gua Jatijajar merupakan batuan yang sudah tua sekali. Karena umur yang sudah tua sekali itu, maka di muka Gua Jatijajar dibangun sebuah patung Binatang Purba Dino Saurus sebagai simbol dari Objek Wisata Gua Jatijajar, dari mulut patung itu keluar air dari Sendang Kantil dan sendang Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah kering. Sedangkan air yang keluar dari patung Dino Saurus tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya.

[sunting]Diorama

Diorama yang di pasang dan dalam Gua Jatijajar ada 8 (delapan) deorama, yang patung-patungnya ada 32 buah. Keseluruhannya mengisahkan cerita Legenda dari "Raden Kamandaka - Lutung Kasarung". Adapun kaitannya dengan Gua Jatijajar ialah, dahulu kala Gua Jatijajar pernah digunakan untuk bertapa oleh Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran, yang bernama aslinya Banyak Cokro atau Banyak Cakra.
Perlu diketahui bahwa zaman dahulu sebagian dari wilayah Kabupaten Kebumen, adalah termasuk wilayah kekuasaan Pajajaran, yang pusat pemerintahannya di Bogor (Batutulis) Jawa Barat.
Adapun batasnya yaitu Kali Lukulo dari Kabupaten Kebumen sebelah Timur Kali Lukulo masuk ke wilayah Kerajaan Mojopahit, sedangkan sebelah barat Kali Lukulo masuk wilayah Kerajaan Pajajaran. Sedangkan cerita itu terjadinya di kabupaten Pasir Luhur, yaitu daerah Baturaden atau Purwokerto pada abad ke-14. Namun keseluruhan dioramanya dipasang di dalam Gua Jatijajar.

[sunting]

Rabu, 18 Juli 2012

(FOCUS TOPIC) KEADAAN KEPARIWISATAAN KEBUMEN DAN PERKEMBANGAN


Pariwisata

Goa Jatijajar
Dibentuk alam selama ribuan tahun, muncullah sebuah karya nan indah yang menawarkan nuansa lain. Tempat berpetualang di perut bumi, namun santai dan menyenangkan yang terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen.
Gua Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.
Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Gua Jatijajarpun tak terkecuali. Kata yang punya cerita, Gua Jatjajar ini pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.
Masuk ke dalam gua ini, bagaimanapun ada rasa degdegan. Betapa tidak! Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Tambah ngeri lagi jika membayangkan gelapnya suasana di dalam perut dinosaurus tersebut. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.
Setelah puas menyaksikan sajian ini, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian ekor dari dinosaurus tersebut. Di dalam ruang ini, Anda dapat melihat sumber mata air yang disebut Sendang. Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu Sendang Mawar, Kantil, Jombor dan Puserbumi. Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.
Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa Anda telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Fantastis bukan? Dan itulah kenyataannya. Bukan itu saja, bahkan tanpa Anda sadari, Anda telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter. Benar-benar suatu petualangan yang santai yang hanya bisa dicicipi di Taman Wisata Gua Jatijajar.
Terletak 21 Km sebelah barat daya Kecamatan Gombong, atau 42 Km sebelah barat daya kota Kebumen. Legenda di dalam goa menggambarkan legenda Raden Kamandaka atau legenda Lutung Kasarung. Panjang goa adalah 250 meter. Di area Goa Jatijajar ini juga terdapat beberapa goa lainnya, seperti Goa Intan dan Goa Dempok serta tersedia taman dan Pulau Kera. Untuk menuju ke obyek wisata ini telah tersedia sarana dan prasara transportasi, penginapan serta rumah makan yang relatif representatif. Patung Dinosaurus yang seolah memuntahkan air dalam lokasi wisata ini sebenarnya merupakan muara dari mata air dari dalam Goa Jatijajar yang tiada pernah berhenti walau musim kemarau sekalipun.
Obyek wisata Goa Jatijajar dilengkapi taman yang asri yang dilengkapi dengan taman bermain. Taman ini diberi nama Pulau Kera, karena di taman ini terdapat banyak patung kera. Di gerbang mulut Goa Jatijajar, terdapat lobang di antara stalagnit, sehingga bila cahaya matahari masuk terlihat sangat indah. Goa Jatijajar merupakan bukti dari legenda Kamandaka (Lutung Kasarung), di mana kisah ini secara tersirat dikisahkan melalui patung-patung yang ada di dalam Goa Jatijajar. Di dalam Goa Jatijajar terdapat sebuah mata air (sendang) yang konon kabarnya akan membuat awet muda bagi yang mencuci muka di sana.
Di samping Goa Jatijajar, masih terdapat goa yang lain seperti Goa Dempok ini. Stalagtit yang terdapat di dalam Goa Dempok terbentuk secara alami selama ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Hingga kini masih terjaga keasliannya. Goa Intan berada satu lokasi dengan obyek wisata Goa Jatijajar. Goa ini memiliki keunikan tersendiri dengan langit goa yang relatif tidak terlalu tinggi.[2]
Goa Petruk
Terletak 7 Km selatan Goa Jatijajar. Petruk diturunkan dari nama pengikut setia Pandawa dalam cerita pewayangan. Goa ini sangat mempesona. Tetesan air kapur terdengar bagaikan kebisingan yang tiada henti. Banyak stalaktit yang menyerupai bentuk kehidupan di dunia, seperti halnya stalaktit seperti anjing duduk ini. Stalaktit ini sangat memukau pengunjung karena menyerupai tokoh Semar dalam cerita pewayangan. Gorden raksasa akan mengingatkan betapa Maha Kuasanya Tuhan YME dan segala ciptaannya di bumi dan di langit.
Boneka-boneka mungil terdapat di dalam Goa Petruk di antara aliran air dalam gua yang sejuk. Stalaktit ini sangat mirip dengan payudara yang tidak terdapat di tempat lain. Tangan anda dapat menyentuhnya karena dinding goa yang tidak terlalu tinggi.
Pantai Ayah
Terletak 9 Km dari Goa Jatijajar. Pantai pasirnya sangat luas dan mempesona. Wisatawan dapat menyewa perahu sambil menatap indahnya perbukitan. Di sini anda dapat menyaksikan matahari tenggelam yang mengagumkan.
Pantai Karangbolong
Nuansa perbukitan yang asri dan lambaian pohon kelapa serasa menyejukkan hati. Pantai Karangbolong menyimpan berbagai keindahan. Di samping pantai yang menawan, Pantai Karangbolong juga menyimpan keindahan karang dengan sarang burung waletnya.
Pantai Petanahan
Terletak 17 Km Barat daya Kota Kebumen. Dengan ombak besarnya, Pantai Petanahan memiliki daya tarik tersendiri. Di lokasi ini juga dilengkapi panggung terbuka bagi acara-acara seni rakyat.
Arum Jeram Pedegolan
Lokasinya sepanjang Sungai Padegolan yang akan membuat hidup bagai mimpi. Jika anda petualang sejati, cobalah arungi tantangan ini dan raih kemenangan alami.
Pantai Pasir
Pantai Pasir terletak 24 Km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 Km sebelah barat Pantai Karangbolong. Di balik keindahan alam yang memukau, Pantai Pasir diyakini masyarakat setempat sebagai pintu gerbang Istana Nyi Roro Kidul. Adapun pintu gerbang tersebut berupa batu karang yang seperti berujud beruang yang sedang minum air telaga. Di samping wisata alam pantai yang menawan, Pantai Pasir juga merupakan lokasi menarik bagi yang suka berbelanja hasil laut, karena Pantai Pasir juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) utama Kabupaten Kebumen. Pemandangan di sekeliling Pantai Pasir merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, pegunungan yang anggun serta wilayah pertanian dan pertambakan yang subur. Pantai Pasir dipercayai sebagai pintu gerbang Nyai Roro Kidul.
Pantai Tanjung Bata dan Menganti
Pantai Tanjung Bata dan Pantai Menganti memiliki karang terjal dengan bukit yang keperak-perakan serta pasir putih yang menawan.
Kedua pantai ini merupakan obyek wisata bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan sedikit risiko. Lokasinya 7 Km dari Pantai Ayah. Untuk menuju lokasi ini wisatawan harus berjalan kaki sejauh 3 Km dari lokasi parkir kendaraan terdekat. Bentangan datar dekat Pantai Tanjungbata begitu indahnya. Panorama alam pantai yang menawan. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar ini. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata raksasa. Bila anda pernah datang ke Pantai Kuta Bali, maka anda akan merasakan kekaguman yang sama saat melihat Pantai Pasir Putih Menganti ini. Ombak yang tidak terlalu keras membuat obyek wisata ini sangat menarik sebagai lokasi santai sambil bermain di pantai pasir putih yang lembut. Investasi di Pantai ini merupakan tantangan bagi investor yang berminat mengembangkannya.
Pemandian Air Panas Krakal
Pemandian Air Panas Krakal memiliki mata air yang tidak pernah kering walau musin kemarau panjang sekalipun.
Waduk Serbaguna Sempor
Waduk Serbaguna Sempor memiliki pemandangan alam indah, dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, tempat parkir, cottage serta panggung terbuka.
Waduk Wadas Lintang
Waduk Wadaslintang mempunyai luas sembilan kali Waduk Sempor. Letaknya 34 Km arah timur laut Kota Kebumen.
Benteng Van Der Wijck
Terletak di Kota Gombong Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dibangun pada abad ke XVIII oleh Belanda untuk pertahanan, dan bahkan kadang-kadang untuk menyerang. Nama benteng ini diambil dari Van Der Wijck, nama yang terpampang pada pintu sebelah kanan, kemungkinan nama komandan pada saat itu. Mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum 21 Km dari Kebumen, atau 100 Km dari Candi Borobudur. Benteng ini kadang dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787 - 1876), seorang jenderal yang bertugas di daerah barat Bagelen yang namanya diabadikan menjadi Benteng Generaal Cochius. Selanjutnya benteng pertahanan ini digunakan untuk sekolah militer.
Data teknis benteng:
Luas benteng atas 3606,625m².
Benteng bawah 3606,625 m².
Tinggi benteng 9,67 m, ditambang cerobong 3,33 m.
terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 m.
Kolam Renang "Gading Splash Water/GSW"
Terletak di dalam area ibukota Kebumen hanya 300 m, arah barat daya dari alun-alun Kebumen. Ini adalah kolam renang yang di disain sangat artistik, ada pencampuran bangunan budaya barat dan timur, sangat cocok untuk tempat hiburan dan pembelajaran keluarga, karena didalamnya terdapat banyak fasilitas pendukung, dari area bermain anak, cafe, mini market, tempat fitnes yang modern, sampai area erobic. Ini benar-benar rest area yang akan juga bikin kita fress, sehat dan menghibur.

LUAS WILAYAH DAN PERTUMBUHAN KEPENDUDUKAN


Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.111,50 ha atau 1.281,11 km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun sebagian besar merupakan dataran rendah.
  • Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, tercatat 39.768,00 hektar atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah dan 88,343.50 hektar atau 68.96% sebagai lahan kering.
  • Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis dan hampir seluruhnya (46,18%) dapat ditanami dua kali dalam setahun, sebagian lagi berupa sawah tadah hujan (33,82%) yang di beberapa tempat dapat ditanami dua kali dalam setahun, serta 11,25% lahan sawah beririgasi setengah teknis dan sederhana.
  • Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas 35.985,00 hektar (40,73%), tegalan/kebun seluas 28.777,00 hektar (32,57%) serta hutan negara seluas 16.861,00 hektar (19,08%) dan sisanya digunakan untuk padang penggembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan, serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya.

SEJARAH NAMA DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PERADABAN KEBUMEN


Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atauPangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanyaSunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram di zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.
Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.
Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger/Paku Buwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya.
Di dalam Babad Mataram disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta. Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi,yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena beliau termasuk putra Paku Buwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata2 penghubung antara pihak Kraton Surakarta dengan Pengeran Mangkubumi, pada tiap2 waktu ia sabagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda,para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian pada tiap2 waktu Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai perang Kendang. Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.

Kebumen dan Keadaan fisik

Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan 109°22' - 109°50' Bujur Timur. Bagian selatan Kabupaten Kebumenmerupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerahGombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.